HUBUNGAN ASPEK SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI KELURAHAN REJOSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KOTA PEKANBARU

Abstract

Latar Belakang: Stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek, dilihat dengan standar devisiasi dari buku World Health Organization (WHO, 2017) yang merupakan salah satu masalah yang dialami oleh balita didunia. Standar World Health Organization (WHO) untuk prevealensi stunting adalah kurang dari 20 Persen pada suatu wilayah, artinya wilayah tersebut tidak mengalami masalah gizi balita, sedangkan prevalensi stunting di Indonesia masih lebih dari 20 persen dan merupakan masalah serius yang harus segera ditangani pada tahun 2017, sebanyak 22,2 persen atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia sekitar 55 persen.

Tujuan: Diketahuinya hubungan aspek sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru.

Metode: Penelitian korelasional dengan desain cross sectional. Analisis data yang digunakan adalah analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.

Hasil: terdapat hubungan sumber air minum dengan kejadian stunting Hasil uji chi – square diperoleh nilai P value = 0,047 dengan 95% CI = 0,130 – 0,964, hal ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki sumber air minum yang tidak layak mempunyai kecenderungan 0,354 kali mengalami stunting dibandingkan dengan responden yang memiliki sumber air minum yang layak. Sedangkan hasil analisis hubungan kebersihan pengolahan makanan dengan kejadian stunting Hasil uji chi – square diperoleh nilai P value = 0,049 dengan 95% CI = 0,122 – 0,905.

Kesimpulan: Terdapat hubungan sumber air minum dengan kejadian stunting di Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru. Terdapat hubungan kebersihan pengolahan makanan dengan kejadian stunting di Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru. Terdapat hubungan pembuangan limbah dengan kejadian stunting di Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru.